21 Januari 2025



Penis berkata:
"Aku adalah garis lurus
yang menembus makna.
Di tubuh ini,
aku menjadi aksara yang keras
dan terkadang terlupakan
bahwa aku juga adalah alat baca."

Vagina menjawab:
"Aku adalah ruang kosong
yang menampung semua kemungkinan.
Dalam diamku,
lahir percakapan,
bukan untuk didengar,
tapi untuk dibentuk."

Mereka saling melihat,
bukan untuk menyentuh,
tapi untuk memahami posisi masing-masing
sebagai simbol dalam tata bahasa tubuh.

Tubuh menjadi teks
yang terus dibaca dan ditafsirkan.
Penis dan vagina:
dua tanda yang mengisi kekosongan kalimat,
tanpa pernah selesai dalam ejaannya.