Mobvoi TicWatch C2: Smartwatch Gaya, Tapi Isinya Setengah Matang
Kalau ngomongin TicWatch C2, kesan pertama pasti langsung jatuh ke tampilannya. Jam ini kelihatan ganteng, elegan, dan mahal. Bodi stainless steel yang ramping, pilihan warna seperti emas mawar buat yang mau tampil "classy," sampai desainnya yang mirip jam tradisional bikin Anda ngerasa seperti orang penting. Tapi sayangnya, di balik tampang keren itu, ada banyak kompromi yang bikin Anda pengen tepok jidat.
Oke, kita bahas yang bagus dulu biar nggak keburu ilfeel. Layar AMOLED-nya cakep, tajam, dan warna-warnanya hidup. Pakai di bawah matahari? No problem. Terus, ada Wear OS, yang artinya Anda bisa menikmati semua aplikasi Google—Maps, Assistant, Fit, bahkan Google Pay buat pamer bayar nirkontak di kasir minimarket. NFC-nya jalan, jadi ini salah satu fitur yang beneran kepake kalau Anda udah bosan pakai kartu atau cash.
Tapi di sinilah masalahnya mulai kelihatan. Prosesor Snapdragon Wear 2100 yang dipakai jam ini itu udah uzur banget. Bayangin, teknologi dari tahun kapan yang masih dipaksa kerja keras di tahun sekarang. Hasilnya? Performanya ya gitu-gitu aja, kadang lambat, dan yang paling bikin gregetan: baterainya payah. Kapasitas 400 mAh itu cuma cukup buat bertahan 1-2 hari kalau Anda pakai normal. Mau pakai GPS atau mantau notifikasi terus-terusan? Siap-siap jam ini mati sebelum Anda selesai kerja.
Kalau dibandingin sama pesaing, TicWatch C2 ini kelihatan kayak anak baru yang mau sok-sokan ikut main di liga gede tapi skill-nya kurang. Samsung Galaxy Watch, meski lebih mahal, udah jelas jauh di atas level ini. Selain fitur kesehatan premium kayak EKG dan pengukur tekanan darah, Samsung juga bikin Wear OS lebih optimal, jadi nggak ada tuh drama baterai cepat habis. Kalau mau lebih hemat daya, Huawei Watch GT itu raja. Dengan harga yang nggak beda jauh, baterainya tahan sampai dua minggu. Bandingin sama TicWatch yang tiap malam harus ngecas, kan rasanya kayak main di level yang beda banget.
Dan jangan lupa Xiaomi, si murah meriah yang selalu ganggu pasar. Xiaomi Watch S1 atau S2 harganya mulai dari Rp1,8 juta, tapi baterainya bisa tahan seminggu lebih, dengan fitur yang udah cukup buat pengguna kasual. TicWatch C2, dengan harga Rp2,5 juta – Rp3 juta, jadi kelihatan nanggung banget. Mau dibilang premium, nggak cukup mewah. Mau masuk kategori budget, terlalu mahal.
Kesimpulannya, TicWatch C2 ini cocok buat Anda yang lebih peduli sama tampilan daripada fungsi. Kalau Anda tipe yang puas asal jam tangan pintar Anda kelihatan gaya pas nongkrong di kafe, mungkin ini buat Anda. Tapi kalau Anda cari smartwatch yang beneran bisa diandalkan tanpa bikin frustrasi tiap kali lihat indikator baterai, lupakan saja.
TicWatch C2 itu kayak gebetan yang cantik tapi nguras energi. Nyenengin di awal, tapi bikin capek kalau dipakai serius.