10 September 2024



Fenomena kekerasan seksual dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur, terutama yang bersifat sadis, mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang lebih dalam. Dari perspektif Marxisme, ada beberapa faktor struktural yang dapat menjelaskan perilaku ini, termasuk pengaruh kelas sosial, alienasi, dan ketidaksetaraan yang dihasilkan oleh kapitalisme.


Marxisme memandang masyarakat sebagai arena perjuangan kelas, di mana kelas pekerja (proletariat) sering kali dieksploitasi oleh kelas kapitalis. Dalam sistem ini, ketidaksetaraan ekonomi dan sosial menjadi sangat dominan. Ketidakadilan yang ditimbulkan oleh kapitalisme menciptakan tekanan ekonomi dan sosial yang besar bagi keluarga dari kelas pekerja. Akibatnya, keluarga-keluarga yang hidup di bawah kondisi material yang sulit sering kali mengalami alienasi, baik dari pekerjaan mereka, masyarakat, maupun dari keluarga mereka sendiri. Alienasi ini kemudian dapat mengakibatkan berbagai masalah sosial, termasuk kekerasan.


Dalam konteks kekerasan oleh anak di bawah umur, alienasi dari masyarakat dan keluarga menjadi salah satu faktor penting. Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi material yang buruk sering kali merasa terpinggirkan dan tidak memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Karl Marx menggambarkan alienasi ini sebagai keterputusan individu dari esensi manusiawi mereka. Ketika kebutuhan dasar dan eksistensial tidak terpenuhi, manusia cenderung mencari pelarian melalui tindakan yang merusak, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 


Lebih jauh lagi, kapitalisme menciptakan budaya konsumerisme dan kompetisi yang terus-menerus, yang memperparah perasaan ketidakberdayaan dan kemarahan di kalangan kelas pekerja. Anak-anak yang tumbuh dalam masyarakat yang didominasi oleh nilai-nilai kapitalis ini sering kali merasa terjebak dalam siklus ketidakmampuan untuk memenuhi harapan sosial dan material. Dalam situasi ini, kekerasan dapat muncul sebagai ekspresi kemarahan terhadap kondisi hidup yang dirasa tidak adil. Seperti yang diungkapkan oleh Engels dalam *The Condition of the Working Class in England*, “kejahatan dan kekerasan bukanlah akibat dari sifat alami manusia, melainkan hasil dari kondisi sosial yang penuh dengan kemiskinan, penindasan, dan ketidakadilan.” Dengan demikian, kekerasan yang dilakukan oleh anak di bawah umur dapat dipahami sebagai bentuk protes terhadap sistem yang menindas mereka sejak lahir.


Selain itu, dalam perspektif Marxisme, peran keluarga sebagai unit reproduksi tenaga kerja juga penting. Keluarga dalam masyarakat kapitalis berfungsi untuk mereproduksi tenaga kerja bagi kapitalisme, baik melalui kelahiran anak-anak maupun pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai yang menguntungkan kapitalis. Namun, ketika keluarga-keluarga ini berada dalam kondisi ekonomi yang sulit, mereka tidak mampu memenuhi peran ini dengan baik. Pola asuh yang disfungsional—baik karena tekanan ekonomi maupun ketidakmampuan untuk mengelola emosi—menjadi masalah yang mendasar. Anak-anak dari keluarga semacam ini sering kali tidak mendapatkan dukungan emosional atau pendidikan moral yang memadai, yang pada gilirannya memicu perilaku destruktif.


Lebih lanjut, kritik terhadap pola asuh disfungsional ini terkait dengan kondisi material yang dihasilkan oleh kapitalisme. Seperti yang dikatakan oleh Marx, “Kondisi material menentukan kesadaran.” Keluarga yang terus-menerus berada di bawah tekanan ekonomi akan cenderung mengalami kesulitan dalam membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang sehat. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan yang baik atau dukungan sosial yang memadai, yang membuat mereka lebih rentan terhadap perilaku antisosial.


Fenomena kekerasan sadis yang dilakukan oleh anak di bawah umur menunjukkan kebutuhan mendesak akan perubahan struktural dalam masyarakat. Dalam kerangka Marxis, solusi atas masalah ini bukan hanya terletak pada reformasi sosial, tetapi juga pada penghapusan sistem kapitalisme itu sendiri, yang menciptakan alienasi dan ketidakadilan. Sebagaimana ditegaskan oleh Marx dalam *Manifesto Komunis*, “Revolusi sosial diperlukan untuk membebaskan manusia dari belenggu yang dibuat oleh kapitalisme.” Dengan menciptakan masyarakat yang adil secara ekonomi dan sosial, di mana kebutuhan dasar semua orang terpenuhi, kita dapat mengurangi alienasi dan, pada akhirnya, kekerasan yang dihasilkannya.


Dalam penutup, Marxisme mengajarkan bahwa untuk mengatasi kekerasan di masyarakat, kita harus memahami akar penyebabnya dalam struktur ekonomi yang menindas. Kekerasan yang dilakukan oleh anak di bawah umur bukan hanya masalah individu, tetapi juga merupakan cerminan dari ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dihasilkan oleh kapitalisme. Dengan menghapus kapitalisme dan menciptakan masyarakat yang lebih egaliter, kita dapat membebaskan generasi mendatang dari siklus kekerasan ini.


Gelar Aulia S.Sos

Prodem 2008