27 Mei 2011

Mei
Adakah seperti dulu
Kala asik dalam aktivitisme basi
Menelanjangi diri diantara tumpukan tindakan pemberontakan
Dengan dalih melaksanakan  kalimat ketiga tridarma perguruan tinggi
Mengabdi pada masyrakat
mampu melupa tradisi goblok perguruan tinggi
tradisi yang bersandar pada pesanan
bukan pada kenyataan
Mei
Aroma cuka dan tawa bocah-bocah yang bertelanjang kaki
Seakan berbisik lirih merayuku kembali kesana
Ketempat dimana aku merasa damai tentram


Meski dalam keterbatasan mereka mengajariku
Sebuah arti
Sekolah tak Cuma lembaga formal
Tapi jalan raya pun bisa lebih bernilai dari sekolah formal
Mei
Nisanku belum rampung
Ragaku masih belum berpisah dengan nyawa
Aku iba menyaksi mereka
Yang hanya memandang bencana sebagai komoditas jualan
Demi pangkat, harta, jabatan, nama baik
mereka siap bertindak nyata
Mei
Aku meracau ditengah sepi
Merindu yang bukan-bukan
Masaku belum benar lewat
Tapi ada hutang yang haru aku bayar
Janji kepada ibu
Yang selalu tak restui juanganku
Mei
Adakah aku musti membusuk dalam penjara kelas
Membacot retorika tanpa tindakan
Bergelut dalam diskursus naïf
Membincang penindasasan hanya sebatas lawakan
Lalu bergerak atas nama pasar
Mengejar strata demi mobilitas sosial yang hanya beralaskan hasrat
Pengalaman dan nama baik
Mei
Aku lelah menyaksi politisi anjing
Birokrat bagsat
Dosen keparat
yang selalu saja membuatku mampu meludah kedepan monitor lcd
Mei
Adakah buga api itu tumbuh kembali dalam hatiku
Memaksaku
Bergegas kembali mengepal dendam dalam jemari
Mengasapi luka-luka yang kembali tergores dikulit ari
Mei
Dalam damai kasih semesta
Aku mengharap aku mampu berdiri
Melangkahkan kaki
berucap persetan pada tatanan kultur tua
Tiran Kehidupan