Tuhan Sudah Merindukanmu Lebih Dulu, Tapi Aku Masih Simpan Sendalmu di Rak Sepi
Ibu adalah lagu lama
yang tak pernah kumainkan di tempat ramai,
tapi selalu terputar diam-diam
di kepala
setiap aku lupa arah pulang.
Bukan lagu dengan tepuk tangan,
tapi lagu yang muncul
saat sendok jatuh ke lantai,
saat hujan tiba-tiba turun di sore hari,
saat aku mengenakan baju yang ia lipat dengan doa.
Liriknya pendek,
kadang hanya:
"Kau sudah makan, Nak?"
atau
"Jangan lupa bawa jaket."
Tapi nadanya mengisi ruangan
yang tak bisa dijangkau peta manapun.
Dulu, aku ingin lagu itu diganti.
Aku ingin musik yang lebih keras,
lebih liar,
lebih jauh dari rumah.
Tapi kini,
lagu itu kembali
dengan suara halus yang tak bisa kutolak.
Ia menempel di hatiku
seperti debu halus di kursi tua
yang tak pernah bisa kubersihkan sepenuhnya.
Dan aku biarkan lagu itu tinggal.
Aku putar ulang,
di tengah malam,
ketika dunia terlalu bising
dan satu-satunya suara yang kumau
hanyalah:
"Nak, kau baik-baik saja kan?"