03 Maret 2025

Aku berjalan di hari-hari panjang,
mencari suara yang dulu akrab di telinga
nasihat sederhana yang tak pernah kusangka
akan kurindukan sedalam ini.

Dulu, bapa berbicara seperti hujan:
deras, kadang menyebalkan,
tapi selalu membuat tanah di dadaku subur.
Kini, sunyi terasa terlalu luas
tanpa suaramu yang menuntun pelan-pelan.

Bapa pernah berkata,
“Jangan berlari kalau kau belum paham arah,
lelahmu hanya akan jadi sia-sia.”
Tapi aku, keras kepala,
berlari jauh dan tersesat di pikiranku sendiri.

Aku ingin mendengar lagi,
kalimat pendek yang menahan langkah cerobohku—
atau sekadar teguran lembut,
“Jangan lupa pulang, Nak.”

Tapi jarak bukan lagi soal waktu,
melainkan keberanian yang tak kutemukan
untuk memintamu bicara sekali lagi,
meski aku tahu,
kau tak pernah berhenti menunggu.