Bela Rakyat Bukan Tembak Rakyat
Rangakaian kejahatan kemanusian silih berganti mengisi layar televise, kisah-kisah tragis aparat yang lebih suka membela kepentingan pemodal timbang rakyat menerbangkan ingatan jauh kebelakangan, tentang rangkaian pembantaian orang desa dari 1965-2011 hilir mudik dalam kepala.
Nyatanya ucapan seperti ini menjadi pembenaran bahwa Negara memang becus merampok rakyatnya ketimbang membela hak-hak rakyat, Negara lebih fasih membela para pemilik modal karena Negara hari ini selain dibiayai oleh konsumsi utang juga diekndalikan oleh korporasii, dimana perusahaan-perusahan lebih mempunyai peran dalam mengatur apa yang layak dan tidak layak.
Tangan mengusap dada mencoba menenangakan pikiran tapi apa daya kejahatan kemanusiaan tak pernah sedikitpun terselesaikan paling banter orang lapangan yang dapat perintah yang kena hajar, dan otak dari segala biang keladi kejahtan tak pernah tersentuh, bahkan Nampak bersih rapi menjadi tokoh masyrakat terpandang tapi hina disudut lain.
KEKERASAN NEGARA MESTI DI USUT TUNTAS DAN SUDAH SEPATUTNYA KALIAN YANG BERSERAGAM DAN BERPESTOL BERHENTI MERASA DIRI PALING TINGGI,