Kecoa Ajojing
Suatu hari disebuah sarang yang biasa aja didalam rumah kosong yang juga biasa-biasa aja dalam sebuah kota yang sangat biasa saja dalam sebuah Negara yang luar biasa biasa saja, hiduplah seekor kecoa dan keluarga besranya, keluar besar mereka bernama keluarga Kecoa (Kecoklatan dan Tua).
![]() |
- |
Awalnya kehidupan keluarga kecoa tentram-tentram saja sampai pada suat waktu datang penghuni baru yang dikemudian hari membawa petaka besar bagi keluarga mereka. Penghuni baru ini adala keluarga yang super sangat tidak biasa saja, terdiri dari suami istir yang perfectionist abis dan tiga ekor anak setan a.k.a tiga biji anak manusia yang kenakalannya setingka dewa petir, Maka, inilah akhir dari kehidupan biasa-biasa saja dalam cerita pendek ini menuju awal kehidupan ironi para anggota keluarga besar Kecoa.
Hmm mengapa ironis dan apa pentinggnya kehidupan seekor kecoa?
Nah. Inilah kesalahan manusia abad ini, mana bisa para manusia menghargai Hak asasi manusia sementar hal-hal kecil seperti Hak Asasi Kecoa saja masih enggan dihargai?!
Lanjut cerita. Para anggota keluarga kecoa terbunuh oleh tigak anak setan (anak manusia) dengan sadis dan tidak berprikecoaan, ada yang terinjak, tenggelam , gugur dipenggorengan bahkan mati terkena upil, dan akhirnya setelah pembantian yang tidak kecoawi itu, yang tersisa tinggal Pak Coad an Tiga nak coa, Pertanyaannya, mana Bu Coa? Terbunuh kah? Tentu tidak. Bu Coa meninggal waktu melahirkan nak Coa yang notabene kembar tiga.
Pak Coa yang asalnya tegar tentu tak kuasa menahan perih lalu mengelulah ia pada tuhan
Wahai Tuha! Dimana keadilannmu?!Mengapa semua ini harus terjadi paa mahluk kecil semacam kami, …… ++++++++++++ panjang males tulis sumber : tetangga pakcoa ++++++++++,
Beberapa hari setelah Pak coa meminta petunjuk untuk melewati masa-masa sulit terjadilah sebuah keajiban saat pak coa tidur, Pak Coa bermimpi bahwa anak-anaknya lah yang harus melakukan semua ini, mengalahkan tiga anak setan (anak manusia) di luar sana.
"berjuanglah anak-anakku, masa depan dunia Coa ini ada di tangan kalian!" *mencium anak-anaknya.
(bersamaan) "ya Ayah!" *mengelap bekas ciuman Ayahnya.
Sambil mengantar anak-anaknya pergi, pak Coa mengintip lewat jendela sambil menghitung langkah anak-anaknya. 1...2...3...4......8...9... "nyek! krek! dhuar!" *anak-anak Coa terinjak oleh anak-anak setan(anak manusia). Mati.
Betapa hancur jiwa Pak Coa melihat anak-anaknya mati secara mengenaskan di depan matanya.(ternyata cerita mimpi tentang anaknya salah, maaf Pak Coa, ini bukan cerita Naruto)
Berteriaklah ia:
"Tuhan! Kau memang pilih kasih! Coba saja kau tukar para manusia itu dengan kami! mereka pasti takkan tahan dengan cobaan seperti ini! Kau lebih memihak para manusia daripada kecoa! Kau! Jika anakku tidak kau hidupkan kembali sampai esok pagi, maka kau takkan ku anggap Tuhan lagi!"
Begitulah kira-kira doa Pak Coa menurut kutipan tetangganya
Terjadilah keajaiban.
Esok harinya Pak Coa terbangun dengan takjub. Bukan karena tiga biji anaknya hidup lagi, tapi karena yang terlihat di cermin adalah tubuhnya yang telah berwujud manusia. Dengan dua tangan dan dua kaki. Maka, dengan lantang dan menggema Pak Coa berteriak :
"saatnya balas dendam!"
Berlarilah ia keluar pintu rumahnya(sarang). Namun belum jauh ia berlari tiba-tiba... "krek! nyek!"
Sebuah kaki raksasa menginjak Pak Coa,(kaki bapaknya anak setan) lalu mati.
Ternyata yang Pak Coa lihat di cermin hanya fatamorgana. Ia tetap saja kecoa.
terdengarlah suara Tuhan menggelegar dari langit : "ga semua yang lo lihat itu bener!"
Beres Ngupil 30 Desember 2011 Jam22.22