peyang
Disela cuekalisme akut yang kuderita
Aku mencemaskanmu
Disela kesibukanku berkencan dengan impian
Aku merindukanmu
Disela tumpukan buku yang kubaca
Kamu tetap bacaan terindah yang tak pernah bosan ku baca
Kamu tau
Saat hari sudah tak lagi menggantung diantara pagi dan petang
dalam diamku Kukirimkan dua rupa warna sebangsa tawa, bersama sebaris do’a ihwal bahagia