dawai menjaring senyap
Mushaf suci telah usang berdebu atau mungkin juga telah membatu dalam tumpukan prasasti kesombongan, namun saat kelabu menghampiri hasrat kesombongan pun sirna terempas nyata.
seketika helai doa yang tersisih menjadi sangat berhaga, apakah bersimpuh memohon atau hanya berbisik dalam diam, kemudian tanpa sengaja melafalkan bait-bait berisi segengam harap ihwal sentosa,
sepertiga malam yang meminta, menitipkan air mata pada sekumpulan petuah bunda yang terlupakan meski terbata pelan tapi pasti bait-bait suci pun menggema diantara keheningan malam menjelang pagi.
“pada setiap langkah Semesta menebar fakta bahwasanya kitab itu adalah kajian yang tak pernah lusuh termakan waktu dan ia lah satu-satunya muara segala pinta.”