Ketika SSD Dipasangkan Dengan Niat, Tapi BIOS Dell Menjawab Dengan Penolakan.
Dell Latitude 3410 Gen 10 datang dengan wajah kalem dan nama yang terdengar profesional. Tapi di balik desain yang seolah akrab dengan dunia kerja, tersembunyi watak keras kepala yang lebih pantas disimpan di museum kebodohan desain modern. Laptop ini—seperti banyak mesin Dell lainnya memasang slot NVMe, dan memasang senyum manis seolah berkata: “Silakan, tingkatkan kemampuan saya.” Tapi begitu kita pasang SSD pihak ketiga yang tidak dicatat dalam silsilah suci Dell, BIOS langsung bungkam. Tidak menolak. Tidak menerima. Hanya diam.
Slot itu seperti pintu palsu di gedung palsu. Dipasang hanya agar terlihat murah hati, tapi tidak pernah benar-benar dimaksudkan untuk dipakai. Kita hidup di zaman ketika laptop murahan merek entah apa saja bisa menerima SSD dengan santai, tapi Dell dengan segala reputasinya memilih bermain drama. BIOS-nya tidak memberikan penjelasan. Tidak menampilkan kesalahan. Hanya menghilangkan drive dari kenyataan. Seolah-olah apa yang tidak disetujui olehnya, tidak pantas ada.
Dan jangan berharap bisa memperbaiki ini dengan logika. Jangan berharap bisa membujuknya dengan command line, jangan harap Hiren’s BootCD akan membantu kalau BIOS sendiri menolak melihat. Karena masalah ini bukan teknis. Ini ideologis. Ini BIOS yang tidak percaya pada pengguna. Ini Dell yang berkata: “Ini tubuhku, tapi bukan untukmu.”
Sementara itu ThinkPad X1 Carbon, datang dengan kesederhanaan yang justru menyelamatkan. SSD NVMe dari Intel, siap tempur. Ingin ganti? Ganti saja. BIOS-nya membaca. Sistemnya menyesuaikan. Tidak ada kode keras. Tidak ada perlakuan seolah-olah pengguna itu anak kecil yang harus dilarang menyentuh tombol merah. ThinkPad tidak memperlakukanmu sebagai ancaman. Ia memperlakukanmu sebagai rekan.
Latitude 3410 adalah laptop yang lahir dengan rencana setengah matang. Diberi harddisk lambat seolah semua orang masih hidup di 2012. Diberi slot NVMe tapi dengan batasan diam-diam seperti kontrak jual beli tanah warisan. Diberi BIOS yang terlalu banyak proteksi sampai akhirnya gagal menjadi alat bantu—karena fungsinya sudah tergantikan oleh paranoia.
Kalau kamu teknisi, kamu tahu sakitnya. Kalau kamu user, kamu akan terlambat menyadarinya biasanya saat sistem gagal boot, saat kamu butuh clone cepat, saat data harus diselamatkan sekarang, dan BIOS Dell tetap dengan wajah batu berkata: “Silakan cari di tempat lain.”
Dell tidak menjual laptop. Dell menjual ilusi kontrol yang akhirnya menusuk penggunanya sendiri.
ThinkPad, sebaliknya, tidak bicara banyak. Tapi ketika kamu benar-benar perlu, ia tidak akan pura-pura mati rasa. Karena ThinkPad tidak perlu drama untuk terlihat berkelas.
Latitude 3410 adalah janji yang dikunci dari dalam. Dan BIOS-nya adalah penjaga yang tidak bisa membedakan antara keamanan dan sabotase.
Kalau kamu memang ingin tahu rasanya dikhianati oleh benda mati, pasang saja SSD NVMe pihak ketiga ke Dell Latitude 3410. Lihat bagaimana BIOS-nya pura-pura buta, lalu kamu mulai meragukan kewarasanmu sendiri. Cek satu per satu—apakah SSD rusak? Apakah Rufus salah format? Apakah Tuhan sedang tidak di pihakmu?
Tidak, bro. Kamu cuma sedang menggunakan laptop yang slot-nya palsu dan BIOS-nya keras kepala.
Kamu beli perangkat dengan harapan, tapi Dell membalasnya dengan batasan. Kamu masuk BIOS dengan harapan, tapi disambut ruangan kosong yang sunyi, seperti hati mantan yang sudah blokir nomor kamu.
Sementara ThinkPad? Dia tidak berjanji banyak. Tapi dia bekerja. Dan dia tidak pernah memintamu tunduk pada merek tertentu. Dia tidak menguji kesetiaanmu dengan trik murahan. Dia cukup membuka pintu, lalu berkata: "Kalau kamu tahu apa yang kamu lakukan, masuklah. Aku percaya."
Dell Latitude 3410 adalah laptop yang ingin terlihat seperti alat profesional, tapi bersikap seperti tukang parkir ilegal.
“Bisa parkir di sini, asal kenal saya.”
Slot-nya ada. BIOS-nya aktif. Tapi itu semua hanya simbol. Yang kamu pegang bukan mesin kerja. Yang kamu pegang adalah struktur kontrol yang disamarkan jadi fitur.
Jadi ya, silakan.
Pakai Dell Latitude, kalau kamu suka hubungan yang penuh syarat, silent treatment, dan cinta yang harus sesuai SOP.
Atau pindahlah.
Ke mesin yang tidak butuh validasi dari pabrik hanya untuk membaca SSD yang sehat.
Karena kadang, bukan kamu yang bodoh.
Cuma BIOS-nya yang tidak siap berkomitmen.