08 Juli 2024


Tahun baru Islam, yang ditandai dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriyah, tidak hanya merupakan perayaan tradisional bagi umat Muslim, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam konteks teologi pembebasan. Konsep teologi pembebasan dalam Islam merujuk pada pemahaman bahwa agama bukan hanya merupakan urusan ritual atau spiritual semata, tetapi juga merupakan alat untuk memperjuangkan keadilan sosial, kebebasan individual, dan kesetaraan di dalam masyarakat.





Ali Shariati, seorang intelektual Muslim yang terkenal dengan pandangannya tentang teologi pembebasan, menjelaskan pentingnya perayaan tahun baru Islam dalam konteks ini. Dia menyatakan, "Tahun baru Islam adalah simbol pergerakan menuju pembebasan; sebuah pergerakan dari kegelapan menuju cahaya, dari ketidakadilan menuju keadilan, dan dari keterbelakangan menuju kecanggihan." Pernyataan ini menunjukkan bahwa perayaan tahun baru Islam bukan hanya sekedar perayaan ritual, tetapi juga sebuah panggilan untuk umat Muslim untuk terlibat aktif dalam memperbaiki kondisi sosial dan menghapuskan segala bentuk penindasan.


Peristiwa Hijrah, yang juga terjadi pada bulan Muharram, memiliki makna simbolis yang kuat dalam teologi pembebasan. Ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah yang dipenuhi penindasan menuju Madinah, mereka tidak hanya mencari perlindungan fisik, tetapi juga mengembangkan sebuah masyarakat yang didasarkan pada nilai-nilai keadilan, persaudaraan, dan kesetaraan di antara semua anggotanya.


Dr. Martin Lings, seorang sarjana Barat yang mempelajari Islam secara mendalam, juga memberikan pandangan yang menarik tentang tahun baru Islam. Dia menulis, "Muharram adalah bulan di mana perayaan tahunan pertama kalender Hijriyah jatuh, sebuah kalender yang mengingatkan kita akan perpindahan Nabi dari Mekah ke Madinah, dari peradaban terkutuk ke peradaban yang lebih baik." Lings menggarisbawahi bahwa perubahan ini bukan hanya berarti perpindahan fisik, tetapi juga transisi menuju sebuah masyarakat yang lebih baik dan lebih adil.


Dengan demikian, tahun baru Islam 1 Muharram 1446 H dalam teologi pembebasan bukan hanya merupakan momen untuk merayakan sejarah umat Muslim, tetapi juga untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai agama dapat diimplementasikan secara praktis untuk mencapai pembebasan kolektif. Ini adalah panggilan untuk umat Muslim untuk terus berjuang menuju perubahan yang lebih baik dalam masyarakat, dengan didorong oleh nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kebebasan.