14 Oktober 2011


Langit yang sedari tadi manyun
Tak kuat lagi membendung ingin
Tumpah  sudah
Jalanan basah
Plong bebas gerah
Rokok kunyalakan
Musik kuputar pelan
Perlahan-lahan
Romantisme silam menjalar menuju jidat
Lalu seppppppppppppppppppp
Kepala pun terisi sudah dengan semua kenangan


Perempuan fasisku purnama menggantung di stasiun bandung
Disela gaduh suara mesin kreta
Nampak kau menari-menari
Indah sekali serupa balerina dalam kotak musik yang ku beri
Dan kamu mesti berhenti memaki PT KAI
Sebab cipularang lebih menantang timbang duduk dalam gerbong parahyangan

Perempuan fasisku
        Meski sebatas jasad beku berbalut kafan yang tiba dibandung
Aku selalu saja mengenangmu
Di rintik hujan setiabudi
Di teduhnya cipaganti
Diantara lalu lalang surapati
Hingga taman cikapayang
Bayangmu takan pernah henti
Menari disepanjang sepilku

(Damai Dalam Kasih Sang Mandor MAHARANI 1990-2011)