30 Oktober 2011


Sungguh ketika malam
Kala orang-orang mulai terhanyut
Merayap larut dalam mimpi
Bayangnya seolah tersangkut dilangit-langi
Menggantung dalam temaram neon
Sungguh dalam dompet terlipat tebal
Disi bon penarikan dan struk daftar hutang
Nampak ia rapi terlipat


Dalam keramaian
sesekali ia Nampak duduk manis menyeruput kopi ditrotoar jalan
Ia Nampak memandang orang-orang yang berseliweran
Kadang aku pun melihatnya berfose narsis dalam etalase toko
Ah dia selalu saja membuatku terbahak-bahak
Apalagi ketika ditemani sebotol vodka menjelang fajar
Dapatkah kutemui dia
Saat iman menggantung ditiang jemuran
Bincang santai penuh tawa

(kadang aku berpikir nakal dia tak lebih dari sekedar gagasan-gagasan belaka yang kemudian di lembagakan secara formal, akumulas rasa takut diri akan sesuatu yang lebih.)