setaun sepi, setia enggan terbenam
menapaki jejak yang kian pudar terhapus badai
gontai, lunglai, menyentuh aspal
kelelawar bermain di merah senja 
beriring termaram bersama sesosok bayang
tak sabar ku menanti malam, menanti perjamuan dengan sang peri 
bersenda gurau kembali tiada henti 
hingga pagi 
berkaca embun bermandi mentari 
tak kutemui juga sang peri
()
