AKU, seorang perempuan duduk sendiri di atas karat besi rel
Tatap matanya biasa saja pandangi gerombolan bocah yang mulai berangsur pulang
Tinggal aku dan gerbong-gerbong kereta yang tersisa
Malam kian pekat
Kawan-kawanku mulai muncul satu-persatu
Gincu bibir, perona wajah dan baju dengan warna terang sebagai undangan
Agar mereka segera datang !
Hai, durjana kelamin ! Mari datanglah padaku !
Kan tersuguhkan gumpalan daging diantara lipatan-lipatan tubuhku
Tuk ditukarkan dengan lembaran lusuh rupiahmu
Wahai, durjana kelamin … ! Kembaralah di negeriku
Kan ditunjukkan bukit, lembah, ngarai dan sungaiku !
Lepaskanlah dahagamu sekarang … padaku !
Aku butuh kamu wahai penjahat kelamin … demi dia dan mereka …
Agar genderang di perutnya tak lagi menggema
Agar desah nafasnya terus terdengar
Aku tak peduli lagi …
BAGIKU SEMUANYA ADALAH OMONG KOSONG !!!
Bila para penguasa berseru tentang topeng kesejahteraan
Berceloteh mengenai fatamorgana kemakmuran dan keadilan …
Apalagi isi sorga dan neraka ?! ITU URUSANKU DENGAN TUHANKU !
Sekarang giliranku yang berseru pada semua …
Aku butuh para pengelana kelamin itu demi dia dan mereka
Karena tak ada yang beri aku ruang layak tuk bertahan
walau sekedar demi beberapa lembar lusuh rupiah …
HAI PARA PENGUASA DI SANA …
JANGAN BODOHI AKU DENGAN SEGALA JARGON-JARGONMU …
AKU CUKUP TAHU HAK DAN KEWAJIBANKU … !
SEBAGAI MANUSIA ATAS MANUSIA !
SEBAGAI MANUSIA ATAS HIDUP INI !
Wahai para pengembara kelamin … ayoo sini datang padaku !
INI TUBUHKU … MANA RUPIAHMU ???!!!
G.A 18 November 2007
Tatap matanya biasa saja pandangi gerombolan bocah yang mulai berangsur pulang
Tinggal aku dan gerbong-gerbong kereta yang tersisa
Malam kian pekat
Kawan-kawanku mulai muncul satu-persatu
Gincu bibir, perona wajah dan baju dengan warna terang sebagai undangan
Agar mereka segera datang !
Hai, durjana kelamin ! Mari datanglah padaku !
Kan tersuguhkan gumpalan daging diantara lipatan-lipatan tubuhku
Tuk ditukarkan dengan lembaran lusuh rupiahmu
Wahai, durjana kelamin … ! Kembaralah di negeriku
Kan ditunjukkan bukit, lembah, ngarai dan sungaiku !
Lepaskanlah dahagamu sekarang … padaku !
Aku butuh kamu wahai penjahat kelamin … demi dia dan mereka …
Agar genderang di perutnya tak lagi menggema
Agar desah nafasnya terus terdengar
Aku tak peduli lagi …
BAGIKU SEMUANYA ADALAH OMONG KOSONG !!!
Bila para penguasa berseru tentang topeng kesejahteraan
Berceloteh mengenai fatamorgana kemakmuran dan keadilan …
Apalagi isi sorga dan neraka ?! ITU URUSANKU DENGAN TUHANKU !
Sekarang giliranku yang berseru pada semua …
Aku butuh para pengelana kelamin itu demi dia dan mereka
Karena tak ada yang beri aku ruang layak tuk bertahan
walau sekedar demi beberapa lembar lusuh rupiah …
HAI PARA PENGUASA DI SANA …
JANGAN BODOHI AKU DENGAN SEGALA JARGON-JARGONMU …
AKU CUKUP TAHU HAK DAN KEWAJIBANKU … !
SEBAGAI MANUSIA ATAS MANUSIA !
SEBAGAI MANUSIA ATAS HIDUP INI !
Wahai para pengembara kelamin … ayoo sini datang padaku !
INI TUBUHKU … MANA RUPIAHMU ???!!!
G.A 18 November 2007