Selasa

Dinasti Politik dalam Kritik Adorno terhadap Demokrasi Indonesia: Menyingkap Ketidaksetaraan yang Terabaikan

 



Theodor Adorno, pemikir kritis dari Mazhab Frankfurt, membawa kita ke dalam refleksi mendalam tentang realitas demokrasi Indonesia. Dalam analisisnya yang tajam, kita dapat meresapi ketidaksetaraan yang merajalela, terutama saat dinasti politik membayangi panggung politik.


Demokrasi di Indonesia, seolah menjadi panggung partisipasi rakyat, seringkali disertai oleh ketidaksetaraan yang tersembunyi di dalam dinasti politik. Adorno melihat dinasti politik sebagai representasi terang-terangan dari ketidaksetaraan struktural, di mana kekuasaan dan akses terpusat pada kelompok tertentu. Dinasti ini, seolah menjadi kelompok elit yang menguasai panggung politik, merongrong prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya mewujudkan kesetaraan dan representasi yang adil.


Adorno mengingatkan kita akan bahaya ketidaksetaraan yang tertanam dalam dinasti politik. Pengumpulan kekuasaan dalam satu keluarga bukan hanya merusak prinsip-prinsip demokrasi, tetapi juga menciptakan kelas politik yang eksklusif. Suara mayoritas masyarakat dapat terabaikan dalam proses pembuatan kebijakan, meninggalkan mereka dalam bayang-bayang keputusan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan umum.


Dinasti politik, dalam pemahaman Adorno, juga menjadi alat untuk mempertahankan kepentingan pribadi, ekonomi, dan kelompok tertentu. Hal ini dapat mengancam kerangka demokratis yang diharapkan mewakili kepentingan seluruh rakyat. Dinasti politik, dengan kekuatannya yang besar, dapat memaksa sistem politik untuk melayani kebutuhan kelompok kecil sambil mengorbankan keadilan sosial dan kesetaraan.


Lebih lanjut, Adorno menjelaskan bahwa dinasti politik dapat menciptakan budaya politik yang menekan inovasi dan variasi dalam wacana politik. Kepentingan keluarga atau kelompok tertentu sering kali mendominasi kepentingan umum, menghambat perkembangan ide dan kebijakan yang lebih inklusif.


Bagi Adorno, solusi terhadap dinasti politik dalam demokrasi Indonesia melibatkan pengawasan ketat, transparansi, dan reformasi sistem politik. Kritiknya terhadap dinasti politik bukan sekadar panggilan untuk perubahan, tetapi seruan untuk mengembalikan prinsip-prinsip demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi seharusnya lebih dari sekadar formalitas; itu seharusnya menjadi wahana yang meresapi suara dan aspirasi rakyat secara merata dan adil.


Oleh karena itu, mengadopsi perspektif Adorno memungkinkan kita untuk merenung lebih dalam tentang bagaimana dinasti politik dapat menggoyahkan fondasi demokrasi. Adorno mendorong kita untuk menghadapi realitas politik dengan mata terbuka, menggugah kesadaran kita terhadap ketidaksetaraan yang terabaikan, dan mengambil tindakan untuk merestorasi demokrasi yang sejati, yang menyalurkan suara segenap rakyat dan menghasilkan keputusan yang melayani kepentingan bersama.

Share: